Afrika: Suara Kaum LGBT di Blogosfer Afrika

Homoseksualitas dipandang sebagai fenomena baru di Afrika dan merupakan sesuatu yang tabu. Homoseksualitas adalah hal yang tidak sah di banyak negara di Afrika. Banyak pemimpin Afrika yang mengutuk homoseksualitas dan dianggap sebagai sesuatu yang non-Afrika. Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe pernah menggambarkan kaum homoseksual lebih buruk dari anjing dan babi. Mantan Presiden Namibia, Sam Nujoma, pernah menyatakan bahwa “Kaum homoseksual harus dikutuk dan ditolak di masyarakat kita.”

Nigeria memperkenalkan Undang-Undang tahun 2007 yang melarang pernikahan sesama jenis. Menurut Rod 2.0 UU tersebut merupakan UU homofobia paling lengkap yang pernah muncul di dunia. Di awal tahun ini kaum homoseksual Nigeria menyerbu Majelis Nasional menuntut pembuatan UU yang menjamin perlindungan bagi mereka.

Gaya hidup, kebudayaan dan agama menjadi pagar maya bagi banyak kaum homoseksual di Afrika yang menghalangi kebebasan mereka untuk mengekspresikan seksualitas mereka. Bloger dari Kenya, Wilde Yearnings, sedikit optimis setelah Presiden AS Barack Obama menyatakan bulan Juni sebagai bulan harga diri kaum LGBT dan melegalkan homoseksualitas di seluruh dunia awal bulan ini. Ia memposkan pidato Obama dalam blognya:

Kabinet saya telah bekerjasama dengan komunitas LGBT (catatan penulis: LGBT adalah jargon untuk gerakan emansipasi kaum Lesbian, Homoseksual, Biseksual, dan Transjender. Klik disini untuk penjelasan lengkapnya) guna meningkatkan langkah-langkah yang luas (dan berarti). Di tingkat internasional, saya menggalang kerjasama dengan PBB untuk melegalkan homoseksualitas di seluruh dunia… MAKA DARI ITU, SEKARANG, SAYA, BARACK OBAMA, Presiden Amerika Serikat,  atas nama kebajikan serta wewenang yang dipercayakan kepada Saya oleh Konstitusi dan hukum Amerika Serikat, dengan ini menyatakan bulan Juni 2009 sebagai bulan kaum Lesbian, Homoseksual, Biseksual dan Transjender. Saya menghimbau agar rakyat Amerika berpaling dari diskriminasi dan prasangka dalam bentuk apapun.

Naughy Feeling mengomentari pos tersebut:

Baik adanya bahwa kaum kita di Amerika mendapat pengakuan. Di negara kita tersayang kita tidak bisa mengacuhkan keadaan dan berkata semuanya akan baik-baik saja. Tugas besar yang menghadang menuntut kita untuk memandang dengan realistis tanggung jawab yang akan kita pikul. Mungkin ini akan membutuhkan pengorbanan tapi semuanya demi kehidupan yang lebih baik. Semoga Tuhan memberkati LGBT Kenya dan memberikan kita kekuatan untuk melalui apapun yang akan terjadi. Tapi lihat sisi positifnya saja, kita masih bisa bersenang-senang.

Tapi akankah faktor kebudayaan, agama dan gaya hidup mengecohkan pelegalan homoseksualitas di kebanyakan negara di Afrika atau akankah seperti yang dikatakan Wilde Yearnings sebagai “sementara di Kenya… Perjuangan masih berlanjut…”?

Ada yang mengatakan bahwa homoseksualitas adalah gaya hidup yang diadaptasi oleh orang Afrika dari Barat, SebaSpace seorang bloger dari Uganda mencoba menerangkan bahwa “seksualitas” dan “dirinya” adalah satu, bahwa homoseksualitas bukanlah suatu gaya hidup karena baginya untuk bisa terlibat dalam hubungan dengan seseorang haruslah secara seksual, emosional dan kejiwaan dengan menyimak fakta bahwa homoseksualitas juga menyangkut hal fisiologis.

SebaSpace memiliki musuh konsisten yaitu seorang bloger anti-homoseksual yang juga berasal dari Uganda dan bahasan mereka berputar sekitar agama, kebudayaan dan gaya hidup. Ini menghebohkan blogosfer LGBT dan seorang bloger homo dari Kenya lainnya menulis pos untuk menjawab tiga pertanyaan oleh The Red Pepper. Pertanyaannya sebagai berikut:

1. Bila kalian mencoba meminum air lewat telinga, kalian secara langsung menyia-nyiakan air itu karena Tuhan menciptakan telinga sebagai indera pendengar. Melakukan itu sama saja melukai diri.

2. ketika mereka mengetahui bahwa kalian homoseksual. Kalian tahu benar bahwa orang-orang Afrika senang dengan kehadiran seorang cucu. Bayangkan yang ada di pikiran kakek-nenek kalian bahwa kalian tidak akan memberi mereka cucu (Saya berasumsi bahwa Anda seorang homoseksual berat tapi bila Anda seorang biseksual, mohon maafkan saya). Hal ini merupakan derita emosional.

3. Beban spiritual. Kalian merusak rencana Tuhan dalam penciptaan. Memahami alasan utama dalam menciptakan organ seksual bertujuan untuk menghasilkan keturunan. Dan kalian mencoba menjadi kreatif, kalian menggunakan organ demi kesenangan semata (Saya harap kegiatan ini menyenangan). Jika kalian memiliki orangtua yang radikal, mereka akan bertanya pada Tuhan mengapa mereka memberikan anak seperti kalian. Saya mengenal orangtua dari seorang anak lelaki homoseksual yang mengunjungi segala macam dokter karena mengira anak mereka terkena guna-guna. Saya bisa memberikan berbagai macam alasan sebanyak mungkin. Semoga kalian adalah pemuda baik-baik yang objektif dan yang melihat segala sesuatu secara objektif.

Dengan begitu banyak kebencian dari semua pihak, akankah Para Pemimpin Afrika menempatkan prioritas mereka secara teratur dari segala tekanan dari PBB, IMF dan Bank Dunia dan menyuarakan kaum minoritas seksual atau akankah mereka tetap menempatkan dalam kurungan yang tak terlihat ini?

Jawabannya:

Sebuah tabloid Uganda Red Pepper menantang sesama bloger Uganda yang menamai diri Afro gay, seorang bloger homoseksual dalam argumen tentang situasi Homoseksualitas di Uganda. Ikuti tautan ini untuk pos selengkapnya. Baru-baru ini, redaktur red pepper menulis pada Afro bahwa dia (Afrao) telah menyebabkan derita fisik, emosi dan batin bagi keluarganya dengan menjadi seorang homoseksual.

Saya berjanji pada Afro bahwa saya akan menulis tanggapan pada redaktur di blog saya dan merantaikan sebuah tautan padanya. Saya telah menyimak pertanyaan mereka, menyuntingnya tanpa mengubah isi pesan dan menjawab tiap pertanyaan.

Saya cenderung tidak setuju dengan perkataan kalian bahwa kaum homoseksual tidak pernah membebani secara fisik, emosi dan kejiwaan pada siapa saja.

Tanpa prasangka apapun saya ingin memberitahu kalian bahwa mereka menyebabkan tiga hal tersebut.

Poin 1. Bila kalian mencoba meminum air lewat telinga, kalian secara langsung menyia-nyiakan air itu karena Tuhan menciptakan telinga sebagai indera pendengar. Melakukan itu sama saja melukai diri.

Red pepper membuat tiga kesalahan dasar (asumsi) 1) Yang paling umum adalah homoseksualitas disamakan dengan tindakan sodomi (analogi dangkal mereka menggunakan kuping ) 2) Meneruskan poin nomor 1 di atas sodomi hanya dilakukan oleh kaum homoseksual dan 3) Bahwa semua kaum homoseksual melakukan seks anal.

Saya akan menanggapi poin terakhir terlebih dulu. Apakah koran tersebut berkata bahwa mereka menerima seseorang dengan orientasi homoseksual selama mereka tidak melakukan kegiatan seks? Tidakkah mereka pernah mendengar kaum homoseksual yang hidup  selibat dan kaum homoseksual yang tidak melakukan seks anal? Ya, saya tahu dan mengenal kedua tipe itu.

Ini tidak ada artinya, karena sejak awal sodomi dan homoseksualitas adalah dua kategori berbeda yang terpisah. Definisi yang tepat adalah sodomi — dulu dan sekarang — jelas merupakan hubungan seks yang tidak diartikan untuk menciptakan keturunan, baik dipraktikkan oleh kaum heteroseksual ataupun homoseksual. Kegiatan ini meliputi seks oral, masturbasi, saling bermasturbasi, seks dengan alat kontrasepsi, coitus interruptus (catatan penulis: aktivitas seksual di mana saat klimaks, pria mengeluarkan alat kelaminnya agar sperma tidak masuk ke dalam alat kelamin wanita untuk mencegah terjadinya kehamilan. Klik disini[en] untuk keterangan lebih lanjut), dan seks anal– kegiatan seks apapun yang menghentikan sperma masuk ke dalam uterus.

Seks anal adalah hal yang sering dilakukan, tapi tidak berarti bagian penting dalam hidup kaum homoseksual, ini bukan aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus oleh kaum homoseksual.

SebaSpace menolak untuk menjawab pertanyaan dari Red Pepper. Ia memberikan alasan atas keberatannya:

Bila Anda menyimak surel di bawah ini, pertanyaan redaktur Red Pepper sah-sah saja dan, biasanya, saya akan menjawab – memang benar saya telah menjawab pertanyaan semacam ini selama bertahun-tahun lebih sering dibandingkan dengan saya mendapatkan makan malam hangat.

Masalahnya saya tidak mempercayai ketulusan orang-orang yang mempertanyakan hal ini. Benar atau salah, menurut saya yang mereka cari hanyalah materi untuk oplah tabloid mereka jadi saya menolak untuk menjawab. Setelah mengatakan ini, saya rasa sah-sah saja jika bloger lainnya mencoba menjawab melalui blog mereka atau dimanapun.

Ini adalah surel yang saya terima dari Red Pepper dan pertanyaan mereka [dikoreksi besar-besaran demi kejelasan]

Terima kasih atas balasan jawabannya.

Sebenarnya, Anda belum menjawab pertanyaan Phiona dan saya yakin ia akan memperjuangkan pendapatnya. Firasat saya mengatakan Anda tidak mempunyai jawaban untuk (pertanyaan) itu. Terakhir kali saya berkomunikasi dengan Anda saya baru menyadari bahwa Anda adalah seorang pintar yang tidak bisa menjawab pertanyaan kecuali jika jawaban Anda meyakinkan. Sekali lagi saya cenderung tidak setuju dengan perkataan Anda bahwa kaum homoseksual tidak pernah menyebabkan beban fisik, emosi dan batin pada siapapun. Tanpa prasangka apapun saya ingin memberitahu bahwa mereka bersalah karena menimbulkan ketiga hal diatas.

Sementara para bloger LGBT di Afrika menggunakan blog untuk bebas bereskpresi, ada juga bloger anti-kaum LGBT yang menyerang mereka. Salah satunya, Blake, empunya blog berjudul Kenyans Against Gays setelah sebelumnya dicabut karena melanggar Syarat Layanan situs Blogger. Kenyan Gay menulis tentang pencabutan blognya:

Beberapa tahun yang lalu, seorang bernama Blake membuat blog dan saya rasa hal pertama yang ia lakukan adalah mengumumkan peluncuran blognya di blog saya. Selang beberapa waktu, blog tersebut berkembang dengan artikel-artikel yang menjelaskan mengapa ia merasa ia harus kaum kita, dsb.

Namun, dari sekedar menyebarkan pesan anti LGBTnya, akhir-akhir ini ia menghasut orang-orang untuk membunuh kaum homoseksual di Kenya.  Saya diberitahu oleh seorang pembaca bahwa blognya diblok untuk diperiksa akan adanya pelanggaran peraturan situs Blogger. Saya menduga ini dikarenakan tindakan mutakhirnya yang cukup militan.

Saya meyakini kebebasan berbicara dan berpikir blog tersebut mengekspos tentang adanya beberapa orang yang berniat menyebarkan kebencian demi menunjukkan maksud dan tujuan mereka. Namun bagi saya hal ini sudah keterlaluan bila seseorang menghasut untuk membunuh kaum homoseksual.

Saya rasa blog tersebut lebih berguna untuk kita (kaum homoseksual) daripada maksud awalnya yaitu untuk menghancurkan kita. Ini karena kita memiliki banyak bloger homoseksual dari Kenya dan Blake biasa mengunjungi blog mereka dan pada bagian komentar agar mereka mengunjungi blog miliknya. Jika kalian mengikuti mata rantai, kalian akan menemukan banyak sekali komentar yang berasal dari orang-orang yang mencoba menerangkan topik homoseksual secara intelektual.

Sayangnya, ada beberapa komentar kasar dari kedua sisi dengan banyak hinaan darinya. Ia adalah seorang Troll (seseorang yang memposkan kata-kata yang memancing keributan. Klik di sini [en] untuk keterangan selengkapnya) di blog saya sebelum saya akhirnya memutuskan untuk mengacuhkannya.

Bila Anda mengunjungi blog Kenyans Against Gays, Anda akan menemukan pesan seperti ini:

Blog ini melanggar peraturan Syarat Layanan situs Blogger dan hanya terbuka bagi penulisnya

Meski demikian, Blake menciptakan akun blog lain di WordPress.

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.