Global Voices Bermitra dengan The Irrawaddy di Myanmar

irrawaddy newsHari-hari ini menjadi kurun waktu yang menarik untuk Myanmar menuju reformasi menjadi negara demokratis modern. Sekaligus masa transisi yang sulit bagi sebuah negara yang telah berada di bawah kekuasaan militer selama lima dekade terakhir, tetapi masyarakat internasional harus terus menekan supaya reformasi terjadi.

Akankah berjalan pemilu yang bersih dan adil pada bulan November nanti? Akankah pemerintah yang didukung militer terus menyambut investasi asing? Apa rencana untuk mencapai persatuan dan perdamaian di tengah konflik etnis dan agama?

Untuk meningkatkan liputan kami tentang apa yang terjadi di Myanmar saat ini, Global Voices telah bermitra dengan The Irrawaddy, sebuah organisasi media terkemuka di negara yang mengantarkan berita-berita alternatif.

irrawaddy magazineThe Irrawaddy didirikan pada tahun 1993 oleh wartawan Burma di pengasingan di Thailand. Banyak dari mereka yang menyaksikan, mendokumentasikan, dan bergabung dengan pemberontakan demokrasi bersejarah pada 1988.

Majalah Irrawaddy pertama kali mempublikasikan berita-berita independen yang tidak terafiliasi dengan kelompok-kelompok pembangkang politik Burma. Karena laporan mereka kritis, majalah itu dilarang oleh rezim militer di Myanmar dan siapa pun yang kedapatan menyimpannya bisa ditangkap dan dipenjarakan.

Pada tahun 2000, situs The Irrawaddy diluncurkan dan segera diblokir di Myanmar yang kemudian tidak dapat diakses di negara itu selama 11 tahun ke depan. Ketika pembatasan media mereda pada tahun 2011, The Irrawaddy akhirnya dibuat tersedia untuk pengguna internet Myanmar. Sementara itu, majalah cetak akhirnya didistribusikan secara legal di seluruh negeri pada tahun 2013.

Sejak didirikan, The Irrawaddy telah berkomitmen untuk menyodorkan kepada masyarakat berita-berita alternatif sebagai bagian dari posisi demokratis. Diyakini pers bebas sangat penting untuk demokrasi:

We have a strong belief in democracy, and believe that without free media a democratic society is incomplete. It is our duty to protect and preserve press freedom and develop independent media free from bias and influences.

Kami memiliki keyakinan kuat dalam demokrasi, dan percaya bahwa tanpa pers bebas masyarakat demokratis tidak lengkap. Ini adalah tugas kita untuk melindungi dan melestarikan kebebasan pers dan mengembangkan media independen bebas dari bias dan pengaruh.

Sebagai bagian dari Global Voices, kami senang melakukan kemitraan ini karena itu kami berusaha untuk memberikan pembaca kami berbagai cerita yang lebih baik dan lebih inspiratif dari Myanmar.

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.