Anak Suriah Membayar Mahal Harga Perang

Ditulis oleh Rami Alhames pada 27 Januari 2013 @ 11:49 am

Posting ini bagian dari reportase khusus kami Protes Suriah 2011/2013

Selama 10 tahun terakhir, diperkirakan sekitar 10 juta anak-anak terbunuh akibat peperangan seperti yang dilaporkan Children’s Right Portal. Situs tersebut mengkategorikan anak-anak korban perang sebagai korban sipil, persenjataan anak, terpisah, yatim, korban luka dan cacat, dipenjarakan dan tereksploitasi (seksual dan buruh anak).  Meski hak anak dan perlindungannya dijamin sesuai dengan Program Kerja dan Deklarasi Vienna dan Konvensi PBB Hak Asasi Anak yang ditandatangani 20 November 1989, penderitaan anak terus berlanjut di dunia.

Konvensi Hak Asasi Anak PBB pada pasal 19: badan negara termasuk ligislatif, administratif, sosial dan pendidikan harus berupaya melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan baik fisik maupun mental.

 

Korban yang Terlupakan

Malaikat Hidup di Pemakaman Suriah. Sumber: @NMSyria on Twitter.

Sejak Maret 2011, ketika revolusi Suriah meletus melawan rezim Bashar Al Assad, anak-anak Suriah menjadi korban pertama dari setiap kekerasan, luka dan penewasan. Merujuk pada laporan HRW: “Kami Tidak Pernah Menyaksikan Kengerian Seperti Ini” pada Juni 2011:

Protes meletus untuk pertama kalinya di Daraa sebagai respon penawanan dan penyiksaan 15 orang anak atas tuduhan lukisan grafiti yang menyerukan jatuhnya pemerintahan. Sejak saat itu aparat keamanan berulangkali dengan sangat sistematis menembaki demonstran perdamaian. Aparat keamanan setidaknya telah menewaskan 418 orang di kawasan Daraa, dan lebih dari 887 di seluruh Suriah, berdasarkan daftar kematian yang didata oleh aktifis lokal. Jumlah yang pasti sangat sulit untuk diverifikasi.

 

Sejak saat itu, diperkirakan 4,355 anak Suriah tewas (hingga 1/15/2013) berdasarkan laporan yang dikeluarkan Database Martir Revolusi Suriah, sementara ribuan lainnya luka-luka, ditahan atau terpisah dari keluarga atau tidak mendapat bantuan medis dan kemanusiaan. Seperti yang dibuktikan oleh Human Right Watch bahwa pasukan angkatan udara memakai bom jenis cluster digunakan untuk menewaskan anak-anak.

 

Malaikat adalah malaikat yang telah meninggalkan kita, sebuah harga mahal yang dibayar rakyat Suriah untuk perang yang tidak masuk akal ini…Sumber: NINO Fezza cinereporter on Facebook

Pada 18 Januari, Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Maria Calivis menyatakan:

“ Rangkaian laporan dari Suriah minggu ini menggarisbawahi bahwa anak-anak membayar mahal  konflik di negara itu mengamuk.”

 

Sementara itu, anak-anak Suriah adalah korban yang terlupakan konflik 22 bulan ini. Angka jumlah anak yang Suriah yang hilang kehidupannya terus bertambah dalam akumulasi harian; dan aktifis Suriah tidak punya pilihan lain selain memposting berita buruk tersebut di social media.

Berikut sejumlah reaksi dari netizen Suriah di Twitter:

15 Januari 2013:  @rallaf: Rezim Assad menewaskan setidaknya 21 orang anak dan 130 dewasa di #Syria kemarin, sebagian ketika serangan udara atas rumah dan toko roti.

2 Januari 2013: @RevoluionSyria: Pembantaian terhadap lebih dari 52,000 warga sipil tak berdaya termasuk di dalamnya 4000 anak-anak bukan sebuah perang saudara tetapi merupakan tindak kriminal luar biasa terhadap kemanusiaan. #Syria

27 Desember 2012: @RanaKabbani54: 27 anak-anak+13 ibu terbunuh oleh pelaku genosida #Assad hari ini, dari 120 yang terbunuh sejauh ini, merupakan kado Natal untuk rakyat kami. #Syria #AssadCrimes

1 Januari 2013: @farGar : TIDAK termasuk hari ini, lebih dari 130 anak Syria terbunuh sejak malam Natal #Childvictims

 

Puluhan Anak Tewas di Syria

Pada 25 Mei 2011, setelah hampir sebulan dalam penahanan, dunia mendengar cerita mengerikan atas penganiayaan dan pembunuhan Hamza Ali AlKhateeb, seorang anak Suriah berumur 13 tahun yang diduga meninggal saat dalam penahanan pemerintah Suriah di Daraa.

Kematiannya meninggalkan banyak tanda penyiksaan, termasuk patahnya tulang-tulang, lubang tembak, bekas pembakaran dan mutilasi alat kelamin.

 

Setahun setelah kisah kewafatan Hamza, Pembantaian Al-Houla terjadi. Pada 25 Mei 2012, aktifis menyalahkan serangan Bashar Al-Assad yang menewaskan 198 warga Suriah, termasuk di dalamnya 25 orang pria dewasa, 34 wanita dan 49 anak-anak di bawah umur 10 tahun (berdasarkan observasi PBB) di kota Al-Houla, Homs. Catatan kaki berikut [Peringatan: Grafis, Kematian Anak] menggambarkan situasi pasca pembantaian,  jenazah anak dan potongan tubuh manusia berismbah darah.

Anak-anak Suriah membayar peperangan antara orang-orang dewasanya. Anak-anak pengungsi Syria begitu kewalahan, mereka tidak pernah membayangkan akan terperangkap dalam situasi seperti ini. Badan Pertahanan dan Hak Asasi Manusia Suriah menuliskan di Facebook page mereka pada 28 Desember 2012:

Hampir 4000 anak Suriah terbunuh dalam peperangan Assad atas Suriah, puluhan ribu lainnya cacat dan lumpuh seumur hidup, semuanya mengalami trauma dan diteror. Pertanyaan untuk para pemimpin dunia berapa banyak anak-anak lagi yang harus mati untuk mendapatkan ‘garis merah’ oleh rezim yang sepertinya melihat mereka sebagai sasaran tepat?

Terdapat sejumlah gerakan bantuan untuk anak-anak Suriah. Sebagai contoh masyarakat dapat memberikan donasi kepada Save The Children untuk memberikan baju hangat, sepatu, selimut untuk anak-anak. Selain itu paket khusus musim dingin untuk anak-anak juga tersedia.

Dengan demikian kita dapat memberikan perubahan seperti yang diharapkan Leila di Twitter:

@leila_na: Saya menantikan hari saat saya membuka computer dan saya tidak menemukan gambar-gambar anak-anak manis disiksa. #ThisIsSyria.

 

Posting ini merupakan bagian dari liputan khusus Protes Suriah 2011/2013.

 

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.