Tiada Waktu Tambahan bagi Pejabat FIFA Asal Karibia dari Dakwaan Departemen Kehakiman AS

Former FIFA Vice-President Jack Warner; photo by the BBC World Service, used under a CC BY-NC 2.0 license.

Mantan Wakil Presiden FIFA Jack Warner; foto oleh BBC World Service, digunakan dengan lisensi CC BY-NC 2.0.

Apa mereka menggemari sepakbola atau tidak, satu-satunya hal yang dibicarakan netizen Karibia hari ini adalah pengumuman bahwa Departemen Kehakiman Amerika Serikat mendakwa sembilan pejabat FIFA dan lima eksekutif perusahaan atas pemerasan, konspirasi, dan korupsi. Bekerja sama dengan Washington, polisi Swiss mengadakan operasi khusus di pagi hari untuk menangkap para pejabat sepakbola dan mengekstradisi mereka ke Amerika Serikat atas tuduhan korupsi federal.

Jack Warner, mantan wakil presiden FIFA kelahiran Trinidad yang beralih jadi politisi, merupakan salah satu terdakwa yang dituduh, bersama dengan orang Cayman, Jeffrey Webb, yang mengambil alih jabatan wakil presiden FIFA dari Warner dan yang telah berjanji untuk menyelidiki banyak tuduhan korupsi yang mengganggu badan sepakbola dunia. (Dugaan praktik korup Warner secara luas dieksplorasi wartawan investigasi Skotlandia Andrew Jennings di buku Foul, yang menyingkap kecurangan dalam skandal tiket.)

Presiden FIFA, Sepp Blatter, tidak dikenakan tuduhan atau ditahan dalam penangkapan dini hari itu, Rabu (27/5/2015), di sebuah hotel eksklusif di tepi danau di Zurich. FIFA pun segera mengeluarkan pernyataan, berikut:

FIFA welcomes actions that can help contribute to rooting out any wrongdoing in football. We understand that today’s actions by the Swiss Federal Office of Justice on behalf of the US authorities and the Swiss Office of the Attorney General (initiated by FIFA through the submission of the file on the 2018/2022 FIFA World Cup bidding process) relate to different matters.

Firstly, the arrest of six individuals this morning in Zurich concerns investigations by the US Attorney’s Office for the Eastern District of the State of New York. The Swiss authorities, acting on behalf of their US counterparts, arrested the individuals for activities carried out in relation with CONCACAF and CONMEBOL business.

The second instance follows FIFA’s initiative of presenting the file on the 2018/2022 FIFA World Cup™ bidding process to the Swiss Office of the Attorney General in November 2014.

FIFA menyambut baik tindakan yang dapat membantu memberikan kontribusi untuk membasmi kesalahan apapun dalam sepakbola. Kami memahami bahwa tindakan hari ini oleh Kantor Federal Kehakiman Swiss atas nama pemerintah AS dan Kantor Kejaksaan Agung Swiss (diprakarsai oleh FIFA melalui penyerahan berkas mengenai proses penawaran Piala Dunia FIFA 2018/2022) terkait dengan berbagai hal.

Pertama, penangkapan enam orang pagi ini di Zurich menyangkut penyelidikan oleh Kantor Jaksa AS untuk Distrik Wilayah Timur di Negara Bagian New York. Pihak berwenang Swiss, yang bertindak atas nama mitra mereka di AS, menangkap para individu untuk kegiatan yang dilakukan dalam kaitannya dengan urusan CONCACAF dan CONMEBOL.

Kedua, FIFA telah mengambil inisiatif menyerahkan berkas pada proses penawaran Piala Dunia FIFA 2018/2022 ke Kantor Kejaksaan Agung Swiss pada November 2014.

FIFA menyatakan itu adalah “kerja sama sepenuhnya” dengan investigasi atas proses penawaran Piala Dunia FIFA 2018/2022. Organisasi itu juga mengatakan akan melanjutkan agenda seperti yang telah direncanakan dengan pemilihan presiden FIFA, yang dijadwalkan berlangsung Jumat (29/5/2015) ini, di mana petahana Sepp Blatter mengincar jabatan kelima kalinya. Blatter kemudian mengeluarkan pernyataannya sendiri tentang masalah ini:

This is a difficult time for football, the fans and for FIFA as an organisation. […]

Let me be clear: such misconduct has no place in football and we will ensure that those who engage in it are put out of the game. Following the events of today, the independent Ethics Committee – which is in the midst of its own proceedings regarding the awarding of the 2018 and 2022 FIFA World Cups – took swift action to provisionally ban those individuals named by the authorities from any football-related activities at the national and international level. These actions are on top of similar steps that FIFA has taken over the past year to exclude any members who violate our own Code of Ethics.

We will continue to work with the relevant authorities and we will work vigorously within FIFA in order to root out any misconduct, to regain your trust and ensure that football worldwide is free from wrongdoing.

Ini waktu yang sulit untuk sepakbola, fans, dan untuk FIFA sebagai organisasi. […]

Biar saya jelaskan: kesalahan seperti ini tidak memiliki ruang dalam sepakbola dan kami akan memastikan bahwa mereka yang terlibat di dalamnya akan dikeluarkan dari permainan. Menyusul peristiwa ini, Komite Etik independen – yang juga tengah mengusut tentang pemilihan Piala Dunia FIFA 2018 dan 2022 – sudah mengambil tindakan cepat, yakni untuk sementara melarang orang-orang yang disebutkan oleh pihak berwenang dari kegiatan yang berhubungan dengan sepakbola di tingkat nasional dan internasional. Tindakan ini berada di atas pijakan yang sama bahwa FIFA telah memutuskan sejak tahun lalu untuk memberi sanksi setiap anggota yang melanggar Kode Etik kita sendiri.

Kami akan terus bekerja sama dengan pihak yang berwenang dan kami akan bekerja keras di dalam FIFA sendiri untuk membasmi kesalahan apapun, demi mendapatkan kembali kepercayaan dan memastikan sepakbola yang di seluruh dunia bebas dari kesalahan.

Jurnalis dan blogger Trinidad Vernon O’Reilly-Ramesar menanggapi komentar Blatter dengan men-tweet:

Kami menyambut tindakan pemerintah Swiss & AS. Baca pernyataan saya.

Website yang berbasis di Trinidad-Tobago Wired 868 memuat berita menggemparkan di jagat blog regional pada pagi itu juga (Rabu lalu), dengan postingan mendalam, yang mengurai rincian dakwaan (penipuan telegram, suap, dan pencucian uang, dengan uang suap dan sogokan sebesar lebih dari 150 juta dollar AS) berikut nama-nama mereka yang didakwa. Blog itu sangat tertarik pada tuduhan atas Jack Warner:

The Department of Justice revealed that Darryl Warner, the son of defendant Jack Warner and a former FIFA development officer, waived indictment and pleaded guilty on 15 July 2013 to a two-count information charging him with wire fraud and the structuring of financial transactions.

Daryan Warner, the eldest son of Jack Warner, waived indictment and pleaded guilty on 25 October 2013 to a three-count information charging him with wire fraud conspiracy, money laundering conspiracy and the structuring of financial transactions.

Daryan forfeited over US$1.1 (TT$6.9) million around the time of his plea and agreed to pay a second forfeiture money judgment at the time of sentencing.

Departemen Kehakiman mengungkapkan bahwa Darryl Warner, anak terdakwa Jack Warner dan mantan pejabat pengembangan FIFA, dikenakan dakwaan dan mengaku bersalah pada 15 Juli 2013 karena dua informasi yang menunjukkan dia terlibat dengan penipuan telegram dan pengaturan transaksi keuangan.

Daryan Warner, anak tertua Jack Warner, dikenakan dakwaan dan mengaku bersalah pada 25 Oktober 2013 karena tiga informasi berupa konspirasi penipuan telegram, konspirasi pencucian uang, dan pengaturan transaksi keuangan.

Daryan harus membayar denda lebih dari 1,1 juta dollar AS (atau 6,9 juta dollar Trinidad-Tobago) dan setuju untuk membayar denda itu pada saat dijatuhi hukuman.

Warner bersaudara masing-masing menghadapi tuntutan sepuluh tahun penjara lantaran mengubah transaksi keuangan dengan maksud untuk menghindari persyaratan pelaporan keuangan.

Dakwaan dari Departemen Kehakiman AS menjadi langkah yang disambut banyak penggemar sepakbola Karibia, yang telah putus asa menyaksikan korupsi merajalela seperti mengotori pertandingan di kawasan itu—dan dunia—yang terpuji. Secara agak bercanda, akun Twitter populer “God” menulis begini:

Hanya Amerika yang bisa membawa kekuatan keadilan memihak kepada FIFA, karena itulah satu-satunya negara di dunia yang tidak peduli tentang sepakbola.

Wired 868 menjelaskan, “dua generasi pejabat sepakbola menyalahgunakan posisi terpercaya mereka untuk mengeruk keuntungan pribadi, sering kali melalui persekongkolan dengan eksekutif pemasaran olahraga tidak bermoral yang menghalangi para pesaing dan terus mengangkangi kontrak yang sangat menguntungkan untuk diri mereka sendiri melalui pembayaran suap sistematis dan sogokan”, dengan banyak skema kotor yang berasal dari Karibia dan Amerika Latin.

Sementara spekulasi merebak menyangkut kapan permintaan ekstradisi Jack Warner akan dibuat, Warner sendiri sibuk menyebar pernyataan bahwa dia tidak takut terhadap tuduhan apapun. Pada acara radio lokal hari ini, dia menyatakan:

I have not been told or advised or questioned on any matter. I’ve heard what you have heard.

Saya belum diberitahu atau disarankan atau ditanyai tentang masalah apapun. Saya sudah pernah mendengar apa yang Anda dengar.

Menurut Wired 868, stasiun radio tersebut mengundang panggilan-masuk setelah wawancara itu, di mana pendengar diminta menjawab apakah mereka pikir nasib Warner akan berakhir di penjara AS. Tidak mengherankan, “beberapa orang mengatakan ‘tidak’”. Meskipun banyak dugaan korupsi politik selama bertahun-tahun, tidak ada pejabat publik yang pernah dihukum atas tuduhan korupsi di Trinidad dan Tobago.

Warner kemudian mengeluarkan siaran pers lanjutan yang menegaskan dirinya tidak bersalah:

The people of Trinidad and Tobago will know that I quit FIFA and international football more than four years ago and that over the past several years I have recommitted my life to the work of improving the lot of every citizen of every creed and race in this nation. […]

I have fought fearlessly against all forms of injustice and corruption.

I have been afforded no due process and I have not even been questioned in this matter. I reiterate that I am innocent of any charges. I have walked away from the politics of world football to immerse myself in the improvement of lives in this country where I shall, God willing, die.

The actions of FIFA no longer concern me. I cannot help but note however that these cross- border coordinated actions come at a time when FIFA is assembled for elections to select a President who is universally disliked by the international community.

Masyarakat Trinidad dan Tobago akan tahu bahwa saya berhenti dari FIFA dan sepakbola internasional lebih dari empat tahun yang lalu dan bahwa selama beberapa tahun terakhir saya telah membulatkan tekad bahwa hidup saya untuk bekerja meningkatkan kehidupan banyak orang dari setiap agama dan ras di negara ini. […]

Saya telah berjuang dengan berani melawan segala bentuk ketidakadilan dan korupsi.

Saya telah diyakinkan bahwa tidak ada proses hukum dan saya bahkan belum pernah ditanyai dalam urusan ini. Saya tegaskan bahwa saya tidak bersalah dari tuduhan apapun. Saya telah menjauh dari politik sepakbola dunia demi menceburkan diri dalam peningkatan kehidupan di negara ini di mana saya akan, bila Tuhan menghendaki, mati.

Tindakan FIFA bukan lagi urusan saya. Saya tidak bisa membantu tetapi dengan memperhatikan bahwa bagaimanapun ini tindakan lintas-batas yang terkoordinasi, yang terjadi pada saat FIFA bersidang untuk memilih Presiden yang secara universal disukai oleh komunitas internasional.

Seketika itu juga dilaporkan bahwa Amerika Serikat telah membuat permintaan ekstradisi formal untuk Jack Warner.

Otoritas penegak hukum AS telah membuat permintaan resmi kepada Otoritas Pusat untuk ekstradisi.

Tim hukum Warner, sementara itu, telah mengadakan pendekatan begini:

Pengacara Jack Warner telah menasihatinya untuk tidak membuat komentar lebih lanjut dan untuk “menempel keterangan persnya” saat ini.

Netizen regional pasti akan terus mengikuti cerita ini dengan penuh minat, untuk belajar dari nasib Jack Warner, Jeffrey Webb, dan, tentu saja, “permainan yang indah”. Warner telah menyerahkan diri ke polisi Trinidad dan Tobago.

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.