“Nabi Palsu” Tajik Dipenjara 16 Tahun

Seorang pria bernama Saidmahdikhon Sattorov tyang di Tajikistan lebih dikenal dengan Sheikh Temur didakwa 16 tahun penjara awal minggu ini dengan dakwaan ‘penyerobotan lahan’, ‘poligami’, ‘pemerasan’, ‘perusakan makam’ dan ‘menghalangi wajib belajar pendidikan dasar’. Sattorov, yang memiliki ratusan pengikut, mendeklarasikan dirinya sebagai ‘Nabi Terakhir’, gelar yang seharusnya dimiliki oleh Nabi Muhammad dari agama Islam.

Baca juga: ‘Last Prophet Faces Jail for Land-Grabbing and Polygamy in Tajikistan’

Dalam sidang pengadilan segera setelah Temur ditangkap dibulan Februari, Sheikh ini mengaku memiliki istri lebih dari satu, mendirikan bangunan ditanah yang bukan miliknya, dan melarang anak-anaknya bersekolah. Dia meminta keringanan dengan mempertimbangan kondisinya yang sudah “lanjut usia” dan juga karena bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Keputusan hakim akan dijatuhkan pada tanggal 8 Juli.

Meski begitu, hakim di republik pasca-Soviet yang mayoritas penduduknya Muslim ini tidak menunjukan toleransi untuk sang Sheikh, yang beberapa bulan yang lalu masih menikmati dikelilingi istri-istri mudanya, tanah gratis yang ditinggalinya dan pengikut-pengikut yang meminum air bekas cuci tangan sang Sheikh.

Pembaca situs web berita lokal lebih menunjukkan belas kasihan. Walau beberapa bulan yang lalu masyarakat Tajik murka pada sang Sheikh dan menuntut hukuman yang berat, banyak pula masyarakat yang meminta agar dia dibebaskan setelah mengetahui putusan pengadilan.

Dalam situs Ozodagon, pembaca bernama Khayr menulis:

Хамин бечораро озод кунед,о дар тамоми макомот низ тамачуи аст,мухтарам судя хамон мошину хонаву чихози гаронарзиши шумо магар бо маош дастрас шуда?озодагон чоп !

Bebaskan pria miskin ini. Semua pejabat juga melakukan korupsi. Hakim yang terhormat, apa anda membeli mobil mahal dan rumah mewahmu dengan uang gajimu saja? Ozodagon, publish [this comment]!

Pembaca lain Ozodagon, Marhabo, setuju dengan pernyataan ini:

Зуратон танхо ба бечорахо мерасад. а где гуманность. ин муйсафед дар хабсхона мурданаш мумкин аст.

Kamu hanya bisa [memenjarakan] orang-orang miskin saja. Dimana ada perikemanusiaan? Orang tua ini bisa mati dipenjara.

Kalkhoznik, komentator lain yang menuliskan pendapatnya dibawah artikel tentang hukuman Sheikh yang dipublikasikan di Asia Plus web-site merasa kaget dengan lamanya hukuman:

Вообще сложно понять смысл этого приговора, вроде шейх принадлежит суффийскому тарикату, в политике не заинтересован, жил где-то в горах никого не трогал, а те статьи по которым его уличили можно предъявить к любому госслужащему, за что его решили показательно покарарать – тайна за семью печатями!

Sulit memahami alasan keputusan ini. Sheikh adalah seorang Sufi, tidak tertarik politik, tinggal di dalam pegunungan, tidak mengganggu orang lain, dan untuk dakwaan-dakwaan yang dituduhkan padanya.. Ada rahasia dibalik mengapa mereka ingin menghukumnya dengan publikasi yang begitu besar.

Tetapi, bagi pengamat lain, alasannya jelas. Pemerintah Tajikistan berusaha menekan semua representasi agama Islam sebatas versi sangat sederhana yang disetujui pemerintah, sementara para imam yang pro-pemerintah berceramah menentang partai politik oposisi yang berbasis agama. Polisi juga dilaporkan memaksa Muslim yang memelihara cambang dan jenggot untuk bercukur.

Sementara tindakan Sheikh Temur sangat bertentangan dengan ajaran Qur'an, pihak berwenang mungkin juga ingin mengirimkan pesan pada sekte lain yang mungkin merusak monopoli negara atas praktik keagamaan.

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.