Turki Berduka Atas Kematian Brutal Seorang Mahasiswi Muda

Picture of Ozgecan Aslan, a 20 years old women who got kidnapped and murdered in Mersin, Turkey.

Foto Ozgecan Aslan, usia 20 tahun yang diculik dan dibunuh di Mersin, Turki, foto dari berbagai sumber.

Turki terguncang setelah ditemukannya di dasar sungai hari Jumat silam, jenazah hangus seorang mahasiswi berusia 20 tahun, Ozgecan Aslan, yang hilang sejak 11 Februari. Seorang pengemudi bis berumur 26 tahun mengakui perbuatan kejinya.

Suphi Altindoken, sekarang menghadapi dakwaan hukuman mati, ia dulu seharusnya bertugas untuk mengantar sang korban pulang ke rumah. Menurut testimoninya, dia terlebih dahulu mencoba untuk memperkosa Aslan, dan ketika sang korban menolak dan melawan balik, ia menikam Aslan hingga tewas.

Setelah serangan tersebut, Altindoken, ayah pelaku yang berumur 50 tahun, dan temannya Fatih Gökce, membakar tubuh korban untuk menghilangkan bukti.

Kekerasan terhadap perempuan, setiap hari

Di negara dimana kekerasan terhadap perempuan telah menjadi rutinitas yang mengkhawatirkan, kematian malang, brutal, dan tidak manusiawi dari seorang wanita belia telah menyebabkan lonjakan kemarahan publik. Sejak tubuh Aslan ditemukan, ribuan orang dari seluruh penjuru Turki berkumpul dan menuntut keadilan atas kematiannya dan menuntut akhir dari kekerasan terhadap perempuan di negara tersebut.

Sebuah foto yang memperlihatkan pergerakan solidaritas untuk Aslan di salah satu kota pesisir Laut Hitam, Trabzon, menyoroti sejauh mana tingkat mobilisasi publik atas kematiannya:

Di Trabzon, ribuan orang tumpah ruah di jalanan untuk Ozgecan Aslan.

Di media sosial, netizen menggunakan tagar #OzgecanAslan#Ozgecanicinsiyahgiy [gunakan (pakaian) hitam untuk Ozgecan] ketika mendiskusikan kasus Aslan.

Bisakah anda berdiri bersama kami? Pakai (pakaian) HITAM untuk #ÖzgecanAslan pada 16 FEBRUARI !!!

 

Kızlara çığlık atmayı öğreteceğinize,erkeklere adam olmayı öğretin #ÖzgecanAslan #OzgecanİcinSiyahGiy — emelço (@emelcanturkan) February 15, 2015

Daripada mengajarkan para wanita bagaimana cara untuk berteriak, ajarkan para pria bagaimana cara untuk berperilaku #ÖzgecanAslan #OzgecanİcinSiyahGiy

Cerita tanpa akhir yang terlihat

Aksi pembunuhan tersebut juga memproduksi sebuah tagar #sendeanlat (ceritakan juga kisahmu) untuk mengumpulkan pengalaman para wanita akan pelecehan dan kekerasan. Pencarian di Twitter menghasilkan ribuan respon:

#sendeanlat Gece geç saatlerde minibüs, dolmuş veya otobüste tek kadın olduğumu farkedince tedirgin oluyorum #TürkiyedeKadınOlmak — Canan Coşkun (@canancoskun) February 15, 2015

Saya merasa tidak enak ketika saya menyadari bahwa saya satu-satunya perempuan dalam minibus, bis, atau dolmus [jenis angkutan umum] larut malam #sendeanlat.

 

Peki ya durakta otobüs, yol kenarında taksi beklerken arabayla yanaşıp, inatla önünde durup bekleyen herifler #sendeanlat — Hale A. (@hale_akay) February 15, 2015

Bagaimana dengan pria-pria di dalam mobil yang mendekati anda sementara anda menunggu di halte bis atau menunggu taksi di pinggir jalan? #sendeanlat

 

#sendeanlat Bir de sürekli gelen psikolojik taciz yöntemleri: ‘beceremezsin’, ‘zayıfsın’, vs vs. — Özge Mumcu Aybars (@ozge_mumcu) February 15, 2015

#sendeanlat lalu kemudian ada metode pelecehan psikologis: ‘kamu tidak bisa melakukannya’, ‘kamu lemah’, dll.

 

Bu hashtag'de yazılanlara bakıp, bir de yazılıp yazılıp gönderemeden silinen twitleri düşünün. Dilimiz varmaz anlatmaya. #sendeanlat — feyza (@zfeyza) February 15, 2015

Pikirkan tentang hal-hal yang tertulis didalam tagar ini, lalu bayangkan tweets yang dihapus tanpa dikirim. Ini mustahil untuk digambarkan. #sendeanlat

Para pejabat negara dan anggota dari partai konservatif AKP (Keadilan) seringkali dikritisi oleh masyarakat atas lemahnya sikap mereka atas kekerasan terhadap perempuan dan kesetaraan gender. Meskipun Perdana Menteri Ahmet Davutoglu berkata bahwa ia akan melakukan “apapun yang diperlukan” untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan ketika ia turut ambil bagian dalam gerakan untuk Aslan di Antalya pada 15 Februari, sejauh ini pemerintah belum menetapkan proposal konkrit untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Di tengah minimnya ide-ide dari pihak pejabat negara, tokoh-tokoh masyarakat contohnya seorang dosen universitas Nurullah Ardic memberikan suaranya dalam perdebatan. Namun gagasan Ardic yaitu ‘bus merah muda’ — transportasi umum berkode warna yang hanya diperuntukkan bagi perempuan — tampaknya hanya akan menjadi ajang pameran daripada menyesaikan akar permasalahan gender didalam masyarakat Turki.

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.